Pembukaan Workshop Penguatan kapasitas di lakukan oleh Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Zamhari, S.H., M.H, beliau menyebutkan bahwa bidan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam Program Keluarga Berencana (KB). Selain sebagai tenaga kesehatan, juga menjadi konselor program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). ,” tuturZamhari, S.H., M.H.
Bidan diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi, seperti membuat konseling KB dan SOP konseling KB. “Apalagi bidan muda/belia agar menjadi konselor sebaya bagi kelompok remaja dan keluarga muda. Karena sangat efektif membantu dalam meningkatkan kualitas remaja khususnya remaja perempuan. Remaja lebih memilih teman dekat yang dipercaya untuk saling berbagi banyak hal” ujar Zamhari di depan puluhan calon bidan dan PLKB di Bengkulu.
Ia mengajak para calon bidan itu agar dapat bersinergi dan kolaborasi antar PLKB baik dalam program kesehatan masyarakat dan KB. Program KB merupakan upaya pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan membentuk keluarga yang berkualitas. Tujuan umum program KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Menjawab tantangan tersebut Program Studi Pendidikan Profesi Bidan dan Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu akan berupaya mendidik, peserta didik kami agar menjadi calon bidan yang dapat bersinergi dan kolaborasi dengan teman sejawat di dunia kerja nantinya.
Dari empat narasumber disimpulkan, salah satu tugas penting calon bidan adalah menjadi bidan profesional, dimana untuk menjadi bidan professional harus mengikuti dan beradaptasi terhadap transformasi digital semakin berkembang dan maju, karena pada era revolusi industri 4.0 bidan tidak hanya cukup membaca, dan menulis juga harus memahami aplikasi teknologi khususnya pada pelayanan kontrasepsi, karena esensi seorang bidan adalah pembelajaran sepanjang hayat. Dengan adanya workshop tersebut dapat pula meningkatkan kompetensi sumber daya manusia bidang kesehatan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi yang lebih berkualitas kepada pasangan usia subur (PUS)”,