Sinergi Pentahelix: Pilar Transformasi K3 dan Keselamatan Pasien Dari Global, Nasional, hingga Bengkulu Hebat Menuju Indonesia Emas 2045

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta keselamatan pasien adalah fondasi utama dalam sistem pelayanan kesehatan modern di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan bahwa lebih dari 134 juta insiden keselamatan pasien terjadi setiap tahun di negara-negara berkembang, menyebabkan 2,6 juta kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Ini bukan sekadar angka, tetapi tragedi kemanusiaan yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia global.

Konteks Nasional: Tantangan dan Arah Kebijakan

Di Indonesia, perhatian terhadap K3 dan keselamatan pasien semakin meningkat. Kementerian Kesehatan RI melalui Gerakan Nasional Keselamatan Pasien dan regulasi seperti Permenkes No. 11 Tahun 2017 terus mendorong transformasi budaya keselamatan di seluruh fasilitas kesehatan. Namun, tantangan masih besar—lebih dari 2.500 insiden keselamatan pasien dilaporkan pada 2023, sementara implementasi standar K3 baru tercapai di 68% rumah sakit (target nasional 90% pada 2026).

Beberapa hambatan utama adalah rendahnya kepatuhan SOP, budaya pelaporan insiden yang lemah, kurangnya pelatihan K3, dan integrasi sistem informasi yang belum optimal. Semua itu berdampak nyata pada mutu layanan dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan nasional.

Konteks Lokal: Peluang dan Tantangan di Bengkulu

Di Provinsi Bengkulu, dinamika serupa juga terjadi. Data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2023 menunjukkan implementasi pelaporan insiden keselamatan pasien dan standar K3 di rumah sakit baru sekitar 70%. Edukasi, pembinaan, dan pengawasan masih perlu diperkuat agar layanan kesehatan semakin bermutu dan aman bagi semua warga.

Tantangan lokal antara lain: kepatuhan SOP yang masih perlu ditingkatkan, pelatihan K3 yang belum merata di seluruh fasilitas kesehatan, serta budaya pelaporan insiden yang belum menjadi kebiasaan. Dukungan semua pihak sangat dibutuhkan agar Bengkulu tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga mampu menjadi pelopor daerah sehat dan aman di Sumatera.

Sinergi Pentahelix: Kunci Transformasi
Sinergi Pentahelix: Kunci Transformasi

Solusi strategis untuk menuntaskan tantangan ini adalah model Pentahelix—kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media.

  • Pemerintah: Menegakkan regulasi, membina, dan mengawasi penerapan K3 & keselamatan pasien.
  • Akademisi: Melakukan riset aplikatif, edukasi, dan inovasi dalam pembelajaran serta pengabdian masyarakat.
  • Pelaku Usaha/Manajemen RS: Menyediakan sarana, pelatihan, dan membangun budaya keselamatan sebagai nilai utama.
  • Komunitas/Masyarakat: Mengawal, mengadvokasi, dan meningkatkan kesadaran kolektif.
  • Media: Menyebarkan informasi, mengawal transparansi, dan menjadi kontrol sosial.

Kolaborasi pentahelix akan memperkuat budaya keselamatan di semua level—global, nasional, dan lokal.

Menuju Indonesia Emas 2045: Dari Bengkulu untuk Nusantara

Menjadikan Bengkulu sebagai pelopor budaya K3 dan keselamatan pasien adalah bagian dari kontribusi menuju Indonesia Emas 2045. Membangun SDM yang sehat, produktif, dan berkarakter global dimulai dari aksi-aksi nyata di daerah—seperti edukasi, pelaporan insiden, dan advokasi kolaboratif.

Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga, institusi, dan lingkungan. Jadikan budaya keselamatan sebagai napas kehidupan sehari-hari, agar Indonesia bukan hanya menjadi bangsa besar, tetapi juga bangsa sehat dan bermartabat di mata dunia.

Bersama, kita songsong Indonesia Emas dengan langkah nyata, demi masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang!

Julius HabibiDosen Kesehatan Masyarakat, Universitas Dehasen Bengkulu
Julius Habibi
Dosen Kesehatan Masyarakat, Universitas Dehasen Bengkulu